Sebuah Renungan Headline Animator

22 Juni 2009

Keladitikus, Obat dari Tanah Lembap

Dalam bahasa China, keladitikus disebut shui banxia yang berarti tanaman obat beracun yang hidup di air atau tempat lembap. 'Karena tumbuh di tempat yang lembap, sifat tumbuhan itu hangat dan pedas sehingga sangat cocok mengobati penyakit-penyakit lendir,' kata dr William Adi Teja MMed, dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta. Penyakit lendir dibagi dua, di luar dan di dalam tubuh. Penyakit lendir di luar tubuh seperti dahak akibat penyakit flu dan batuk. Sedangkan yang di dalam tubuh mengendap dan menggumpal menjadi kanker.


Namun, menurut alumnus Beijing University of Traditional Chinese Medicine, China, itu, sifat hangat dan pedas keladitikus berefek buruk bagi tubuh yang kering. Oleh karena itu, orang yang gampang haus dan penderita diabetes dilarang mengkonsumsi.

Selain untuk kanker, 'Keladitikus juga baik untuk penyakit gangguan ritme jantung seperti penyakit gagal jantung, karena bentuk daunnya seperti jantung,' kata Wiliam. Itu berdasarkan 2 kitab kuno Huang Di Nei Jing (artinya Kitab Kaisar Kuning) dan Wai Tai Mi Yao (Resep Rahasia). Dosis yang dianjurkan untuk penyakit jantung sama dengan penderita kanker, yaitu 10-15 g ekstrak keladitikus kering diseduh dengan air 150 ml dikonsumsi 2 kali sehari.

William mewanti-wanti tanaman obat dari keluarga Banxia hampir semua beracun. Oleh karena itu mesti hati-hati dalam pengolahannya. Akar dan umbi keladitikus direndam air selama 7 hari, kemudian direndam kembali dengan air rebusan jahe. Akar itu kemudian dipanaskan dengan uap sulfur. Hasilnya, akar dan umbi keladitikus yang tadinya berwarna putih menjadi kuning terang. Setelah itu, umbi dan akar Typhonium flagelliforme itu bisa dikeringkan dan dikonsumsi. Cara lain dengan langsung mengkonsumsi jahe segar sesudah minum jus keladitikus, sebab antioksidan jahe menetralisir racunnya.

Jika pengolahan tidak benar, gejala keracunan seperti nadi melemah, mual, dan muntah bakal menyerang segera setelah konsumsi. Efek lain, gatal. Terutama orang yang alergi dengan jenis racun yang terkandung dalam keladitikus. 'Padahal, racun itulah zat utama pengerat kanker,' kata Wiliam. (Vina Fitriani).

FRAMBUSIA

Keladitikus bukan hanya mujarab mengatasi beragam penyakit maut seperti kanker dan tumor. Umbi kerabat aglaonema itu juga manjur mengakhiri penderitaan akibat koreng dan frambusia alias patek-penyakit kulit akibat bakteri yang mudah menular. Caranya dengan melumatkan umbi keladitikus yang sudah direndam setengah jam, tempelkan di atas luka, dan tutup dengan kain. Itulah resep dari Rubiyantoro, herbalis di Pekayonjaya, Bekasi, Jawa Barat.***

RENDAM

Keladitikus memang memberi efek gatal jika getah terkena kulit. Toto Suhendro, herbalis di Cijaura, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyarankan untuk merendam herbal itu di air bersih selama 30 menit. Seluruh bagian tanaman harus tenggelam. Cara itu mengurangi intensitas rasa gatal. Perendaman menekan getah umbi keladitikus. Dampaknya gatal pun berkurang.***

MUAL

Jika usai mengkonsumsi keladitikus, perut mual tak perlu khawatir. Mual, biasanya diikuti diare, hal lumrah. Itu pertanda obat tengah bekerja. Hal itu hanya berlangsung 1-2 hari. Oleh karena itu tetaplah menelan kapsul keladitikus. Namun, jika muntah sebaiknya kurangi dosis pada konsumsi berikutnya. Yang pasti perempuan hamil dilarang mengkonsumsi keladitikus.***

Sumber : www.trubus-online.co.id


Comments :

0 komentar to “Keladitikus, Obat dari Tanah Lembap”

Posting Komentar

Pengunjung

Waktu Sholat

Arsip

 

Copyright © 2009 by Dunia Pertanian Indonesia