Sebuah Renungan Headline Animator

31 Juli 2009

ARANG HAYATI UNTUK KESUBURAN TANAH DAN MENGURANGI EMISI CO2

Arang hayati atau biocharcoal disingkat biochar secara sporadis dan terbatas sudah digunakan masyarakat kuno untuk menyuburkan tanah. Belakangan ini sudah pula dibuktikan bahwa penambahan biochar ke dalam tanah bisa mengurangi emisi gas rumah kaca CO2 dan lainnya ke atmosfir.

Dunia iptek modern sudah sejak awal abad ke 20 mulai meneliti pengaruh biochar terhadap pertumbuhan tanaman. Penggunaan arang hayati sebagai penyubur tanaman sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat kuno di berbagai kawasan.


Dalam buku kuno Jepang abad 17 biochar disebut sebagai pupuk api. Di Indonesia, masyarakat pedesaan sudah sejak lama menggunakan arang kayu atau lainnya sebagai sumber energi dan perbaikan kesuburan tanah pada tingkat terbatas. Namun masyarakat modern baru menyadari benar manfaat dari biochar setelah penemuan tanah hitam yang subur di lembah Amazon, Amerika Selatan.

Tanah hitam Amazon yang disebut sebagai terra preta itu terbentuk sejak lebih dari 2000 tahun lalu oleh kebiasaan masyarakat membakar biomasa dan membenamkannya ke dalam tanah. Tanah yang dikelola bangsa Ameridian antara 500-2500 tahun lalu itu mempertahankan kandungan karbon organik dan kesuburan yang tinggi, bahkan beberapa ribu tahun setelah ditinggalkan penduduk setempat. Sumber bahan organik tanah tersebut dan retensi hara yang tinggi ternyata disebabkan kandungan karbon hitam (biochar) yang tinggi. Sedangkan tanah asam di sekitarnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah.

Hal tersebut diungkap kembali oleh Dr. Anischan Gani, peneliti senior pada Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi dalam satu seminar di Puslitbang Tanaman Pangan, Bogor. Dijelaskan, karbon hitam yang banyak itu hanya dapat berasal dari pembakaran tak sempurna biomasa karbon. Bisa dari kayu dapur atau mungkin juga dari pembakaran oleh penduduk di lahan.

Dari studi literaturnya, Dr. Anischan mengutarakan biochar dapat menambah retensi air dan hara tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur-unsur hara. Efek peningkatan kandungan karbon dalam tanah lebih permanen pada penambahan biochar dibanding penambahan bentuk-bentuk bahan organik atau pemupukan lainnya.

Manfaat biochar yang banyak dalam tanah ternyata pula lebih dari hanya sekedar sebagai penyubur tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman. Hasil-hasil penelitian belakangan ini membuktikan biochar sebagai alternatif unik dan menjanjikan bagi perbaikan lahan pertanian dan mengurangi emisi gas rumah kaca CO2 dan lainnya ke atmosfir. Biochar juga lebih persisten dalam tanah sehingga bisa menjadi pilihan utama sebagai sink yang sangat potensial bagi CO2 atmosfir.

Sumber : http://www.sinartani.com

Comments :

0 komentar to “ARANG HAYATI UNTUK KESUBURAN TANAH DAN MENGURANGI EMISI CO2”

Posting Komentar

Pengunjung

Waktu Sholat

Arsip

 

Copyright © 2009 by Dunia Pertanian Indonesia