Pengembangan kawasan sayuran dan biofarmaka difokuskan pada beberapa komoditas unggulan yang potensial dikembangkan dan dapat menembus pasar internasional. Komoditas tersebut terdiri atas; Jamur, Kubis, Kentang, Bawang Merah, Tomat, dan Biofarmaka.
Upaya Pengembangan Kawasan Sayuran dan Biofarmaka guna peningkatan dan akselerasi ekspor dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain :
Pengembangan Kawasan Jamur, Terdapat beberapa sentra dan kawasan yang potensial untuk pengembangan budidaya jamur merang maupun jamur kayu, namun sejauh ini, sentra atau kawasan yang telah berorientasi ekspor terdapat di Kab.Brebes (Jawa Tengah) dan Kab.Sleman (Yogyakarta). Kawasan Hortikultura dengan Pendampingan Intensif (KHPI) dalam pengembangan jamur dewasa ini baru terdapat di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Pengembangan Kawasan kubis dewasa ini yang dilaksanakan dengan pendampingan intensif dan berorientasi ekspor berada pada wilayah Kab. Simalungun dan Karo (Propinsi Sumatera utara), Kab. Bandung, Majelengka, Bandung Barat dan Garut (Propinsi Jawa Barat), Kab. Malang, Jember dan Kota Batu (Propinsi Jawa Timur).
Pengembangan Kawasan Kentang, Kawasan pengembangan intensif tanaman kentang dewasa ini dilaksanakan di provinsi Sulawesi Utara, mencakup Kabupaten Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur (kawasan MODASSI) dengan areal produksi sekitar 20.000 Ha.
Sumber : http://www.deptan.go.id
Comments :
0 komentar to “Pengembangan Kawasan Sayuran dan Biofarmaka untuk Peningkatan Ekspor”
Posting Komentar