Sebuah Renungan Headline Animator

20 Agustus 2009

Sensasi Water Curtain


Tiap tetesan air yang menderas di water curtain punya manfaat dan pesona sensasi tersendiri. Apa saja kelebihan, manfaat, dan keindahannya?


- Sebagai elemen interior, water curtain fleksibel ditempatkan di mana pun tergantung besarnya ruangan, sesuai keinginan dan kebutuhan, baik itu di taman, living room, bahkan kamar mandi.


- Khusus di ruang tamu, water curtain bisa bertindak sebagai interior minimalis sebagai ganti pernak-pernik lain yang mungkin lebih banyak menghabiskan space.

- Di beberapa bagian ruang terbuka, semisal antara living room dan ruang belakang atau kamar mandi, water curtain bisa dijadikan sekat penghalang agar orang lain tidak dapat melihat langsung ke ruangan tertentu yang bernilai privasi.

- Meskipun bukan hasil maksimal, perputaran air di water curtain bisa berguna sebagai katup penyegar ruangan nan alami dan tidak berbahaya bagi tubuh.

- Di antara media elemen air lain seperti kolam atau akurium, water curtain tidak perlu sering-sering dibersihkan, sebulan sekali sudah lebih dari cukup.

- Pilih jenis water curtain dengan aliran air berada dalam dua kaca yang disatukan. Ini akan menghindari anak Anda yang masih kecil bermain-main dengan air mengalir dan membuat lantai jadi basah oleh cipratannya.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Solusi Hadirkan Gemericik Air di Taman


Tak perlu kecewa tak bisa membuat kolam karena halaman rumah terbatas. Anda tetap bisa menghadirkan gemericik suara air di taman, walau hanya menggunakan sebuah fountain.


Tak ada yang menyangkal, kalau suara gemericik air dapat menciptakan suasana sejuk. Makanya tak heran juga kalau banyak orang berkeinginan membuat kolam di halaman rumahnya, lengkap dengan air mancur untuk mendapatkan suara gemericik air yang menyejukkan itu.


Soal kolam ini, beberapa orang beranggapan membuat kolam hanya bisa dilakukan pada lahan-lahan yang luas. Sehingga, mereka yang memiliki lahan terbatas, urung membuat kolam dan air mancur di halaman rumahnya, plus mendapatkan suara merdu dari gemericik air. Anggapan ini tak selamanya benar. Pada halaman yang sempit pun, kita bisa memperoleh suara merdu dari gemericik air di taman.

Tak perlu membuat kolam yang besar kok, jika lahan tidak memungkinkan. Buat saja sebuah water fountain kecil di sudut lahan. Fountain seperti ini bisa ditempatkan di bawah pohon atau di sudut taman lainnya. Lahan yang dibutuhkan jelas jauh lebih kecil dibandingkan jika harus membuat kolam berikut air terjunnya.

Fountain kecil, seperti foto di atas, bisa jadi inspirasi. Fountain terbuat dari batu berdiameter 50cm, yang berlubang seperti lesung. Lubang di tengah batu ini diisi air.

Pada bagian tengahnya ditempatkan air mancur kecil, yang menyembulkan air dengan aliran yang lirih. Air dibuat bersirkulasi dari meluap dari bibir lubang di batu, dan mengalir ke batuan koral di bawahnya.

Air yang terus menerus melimpah keluar, membuat permukaan dinding luar batu berlumut. Sebagian orang mungkin menganggapnya kotor. Tapi tak sedikit orang yang menyukainya.

Dalam konsep taman tropis, batu-batu berlumut membuat tampilan taman lebih eksotik dan alami. Meski demikian, bukan berarti fountai tidak perlu dibersihkan sama sekali. Anda tetap harus memperhatikan kebersihannya, paling tidak seminggu sekali. Paling tidak, rawatlah sehingga fountai tidak malah menjadi sarang nyamuk.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Membuat Taman di Dalam Ruang


SEMUA tentu peduli dengan sebuah lingkungan perumahan yang indah dan asri. Lingkungan yang demikian itu bisa dibangun dari taman rumah. Sekecil apapun lahan halaman yang kita punya, kita bisa memanfaatkannya sebagai taman.


Taman sendiri sebetulnya tidak hanya bisa dibuat pada lahan terbuka. Taman dapat dibuat di dalam ruangan. Orang mengenal model taman seperti ini sebagai taman dalam.


Taman dalam dapat dibangun pada area terbuka pada ruang dalam. Misalnya pada innercourt atau ruang terbuka di bagian dalam bangunan. Ukuran innercourt-nya sendiri sebetulnya tak harus dipermasalahkan. Yang penting, fungsi inncercourt sebagai pintu keluar masuk udara dari dan ke dalam bangunan dapat maksimal.

Nah, untuk memaksimalkan fungsinya, pada innercourt bisa dibuat taman kering. Adanya taman pada innercourt dapat membantu terciptanya sirkulasi udara di dalam rumah. Taman pada innercourt berfungsi, antara lain menyediakan pasokan udara segar pada bagian dalam rumah. Innercourt juga dapat memberikan perbedaan temperatur udara, sehingga dapat mendorong udara panas ke luar bangunan.

Untuk membuat taman pada innercourt pun sebetulnya tak harus ribet. Jenis tanaman tak perlu banyak. Maksimal 2-3 jenis tanaman. Selain pertimbangan kemudahan akan perawatan, taman dalam dibuat minimal guna menyelaraskan konsep hunian modern. Sisanya, Anda bisa menambahkan elemen lain seperti batu alam jenis koral atau batu kali pecah. Sebagai penambah kecantikan, tambahkan elemen lain seperti gentong. Jika lahan cukup, buatlah kolam pancuran mini sebagai pemberi nuansa lewat bunyi gemericik air.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Taman Mungil yang Cantik


PENYUKA tanaman, tetapi bingung dengan terbatasnya lahan. Tenang, tidak hanya Anda. Masih banyak orang lain yang merasakannya. Khususnya di kota besar.


Dahulu, tanaman berkembang di lahan yang luas dengan beragam jenisnya. Mulai dari jenis buah-buahan, bunga-bungaan, sampai tanaman obat. Semua berkumpul menjadi kebun yang asri.


Supaya cita-cita Anda tetap terwujud, lupakan konsep tanaman di kebun. Alihkan perhatian ke taman mungil. Meski jenis tanaman tidak sejamak di kebun, tetapi tetap terakomodasi.

Pada lahan terbatas, Anda sudah dapat memiliki taman. Dengan bentuk sederhana, budget yang dianggarkan semakin kecil. Perawatannya pun lebih mudah. Anda bisa melakukannya sendiri, tidak perlu asisten rumah tangga seperti tukang kebun.

Perawatan mandiri tak lantas asal. Perlu siasat jitu agar taman mungil tetap asri. Awal perencanaan, perhatikan komposisi taman, jangan sampai berlebihan. Untuk itu, pembatasan jenis tanaman dipandang perlu.

Pemilihan jenis tanaman juga tidak lepas dari karakteristiknya. Sebaiknya, pilih tanaman yang "kuat" di segala kondisi, panas ataupun hujan. Dia tetap hidup meskipun tidak disiram setiap hari. Dengan begitu memudahkan Anda dalam perawatan.



Sumber : http://properti.kompas.com/

Selengkapnya...

Taman Indah Penuh Warna


SERINGKALI terbersit rasa iri melihat taman-taman di luar negeri, yang tampak warna-warni. Tak perlu iri, kita pun bisa membuat taman penuh bunga berwarna-warni. Salah satu keuntungan hidup di iklim tropis adalah banyak sekali jenis tanaman yang dapat tumbuh subur. Tak terkecuali tanaman bunga.


Coba pilih tanaman bunga yang satu ini. Di Indonesia kita mengenalnya dengan sebutan Dahlia. Di negara-negara barat, bunga ini dikenal dengan sebutan Daisy. Sedangkan nama latin flora asal Meksiko ini adalah Cosmos. Dahlia memiliki kurang lebih 25 jenis bunga.Tak banyak memang, namun jangan ragukan keindahan bunganya.


Bunga-bunga dahlia memiliki beragam warna, mulai dari putih, merah muda, kuning, hingga marun. Menanam beragam dahlia, dijamin taman semakin menarik dan berwarna.

Menariknya lagi, tanaman bunga ini tak sulit ditanam dan dirawat. Cukup sediakan media tanam yang lembap. Jangan tanam Dahlia pada tanah yang terlalu basah, agar tidak membusuk. Lakukan penyiraman hanya ketika media tanamnya mengering.

Dahlia sangat membutuhkan sinar matahari. Jadi tempatkan tanaman bunga ini pada area yang kaya sinar matahari. Tak sulit kan mewujudkan taman indah penuh warna?



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Taman Minimalis Lebih Praktis

 

LAHAN sempit seringkali menjadi alasan sebuah rumah tidak memiliki taman. Ditambah lagi dengan kesibukan si empunya rumah, yang membuatnya tidak mau terlalu repot mengurus taman dan tanaman.


Padahal keberadaan taman, dapat memberikan banyak manfaat. Tidak hanya memperindah tampilan fasad rumah, taman juga merupakan salah satu solusi terbaik untuk sirkulasi udara. Bagaimana membuatnya pada lahan yang minim?


Tak sulit! Setiap masalah ada solusinya. Untuk lahan terbatas, bangunan sebuah taman kecil berkonsep minimalis. Taman ini merupakan konsep taman yang menuntut kepraktisan. Pilihan jenis tanamannya (softscape) cenderung dari jenis yang mudah ditanam dan dirawat. Contohnya, bakung, palem, euphorbia, dan sebagaiya. Tanaman-tanaman ini tidak membutuhkan penyiraman yang terlalu sering. Selain itu, mereka juga tahan panas dan perubahan cuaca.

Tak hanya tanaman, furnitur dan aksesori pun harus minim perawatan. Pilihannya bisa menggunakan batu alam atau taburan koral. Batu alam berwarna gelap, seperti batu candi atau batu tempel, tidak akan mudah terlihat kotor, sehingga tidak perlu sering dibersihkan.

Sedangkan taburan batu koral, bisa diaplikasikan sebagai pengganti rumput. Tetapi bukan berarti taman minimalis tidak boleh ditanami hamparan rumput. Boleh saja, asal pilih rumput yang mudah perawatannya, seperti rumput gajah mini atau kucai mini.

Taman minimalis bisa diaplikasikan di berbagai ukuran lahan. Tinggal pandai-pandai mengatur letak softscape dan hardscape, sehingga tetap indah walau berada di lahan yang juga minim.

Untuk menambah keindahan taman, taman dapat dipadu dengan elemen bergaya tradisional Indonesia. Elemen ini dapat ditambahkan dalam jumlah yang juga minim, alias tidak mendominasi ruang pada taman. Misalnya, menenam tanaman kamboja dan ornamen bergaya Bali untuk menciptakan nuansa Bali. Atau bisa juga dengan menempatkan furnitur antik Jawa untuk menciptakan nuansa Jawa masa lalu.

Mudah bukan? Jadi tunggu apa lagi? Ayo segera bangun tamannya!



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Bangunlah Taman di Perumahan


Rumah selalu menjadi idaman warga untuk pulang, beristirahat atau meraih inspirasi. Oleh karena itu rumah selalu ditata dengan selera tinggi agar rnemberi kenyamanan, ketenangan, dan kesehatan bagi penghuninya.


Khusus untuk penduduk DKI Jakarta, rumah yang nyaman terasa lebih penting lagi. Warga Ibu Kota bekerja seharian, mengarungi lautan polusi dan kemacetan. Warga kelelahan dan sumpek, sehingga perlu rumah yang benar-benar bisa menjadi tempat melepas kepenatan, dan kejengkelan oleh kemacetan lalu lintas.


Para pengembang dituntut menghasilkan perumahan yang benar-benar nyaman, sehat dan akses terbuka. Tiga aspek penting ini diterjemahkan dengan rumah yang sehat, pekarangan yang penuh tanaman, dan akses keluar masuk yang mudah.

Gambar ini diambil di Morton Grove, daerah tepi kota Chicago, Amerika Serikat, baru-baru ini. Perumahan yang dilengkapi rumah-rumah ibadah, perpustakaan, pusat kesehatan, dan gelanggang olahraga ini sangat hijau. Di halaman depan dan belakang, pejalan kaki dibuatkan jalan selebar satu meter.

Sisanya rumput hijau dan tanaman dengan kembang aneka warna. Di teras atas, warga masih menambahkan beberapa jenis kembang indah. Udara dan suasana segar bukan main. Alangkah eloknya kalau rata-rata Perumahan di Indonesia menempuh jalan seperti ini.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Taman Modern Tropis, Sederhana Tapi Menawan


Konsep taman modern tropis banyak diterapkan di Indonesia. Konsep ini memadukan keragaman tanaman tropis dengan unsur-unsur modern. Taman pun terlihat sederhana dan tetap menawan.


Konsep taman dapat dipadu dari dua elemen yang berbeda. Misalnya menggabungkan elemen tanaman tropis dengan elemen hardscape modern. Perpaduan dua konsep ini menjadikan taman tropis lebih sederhana, tetap indah, dan lebih simpel dalam perawatan.


Salah satu contoh taman modern tropis coba dibangun oleh Andrie dari X-otic Garden, pada halaman belakang sebuah rumah tinggal di Bandung. Pada taman itu, Andie memadukan tanaman-tanaman tropis seperti tabebuya, kemboja, pisang-pisangan, bambu nejin, serta angrek, dengan elemen-elemen hardscape bernuansa modern.

"Rancangan taman ini dibuat dengan memperhatikan keinginan pemilik rumah," kata Andie. Sebelumnya, halaman belakang ini tak tertata. Boleh dikata berupa sebuah kebun buah, di mana di beberapa sudut tertanam tanaman buah secara sporadis. Melihat tamannya itu, pemilik pun berkeinginan membuat taman yang lebih tertata, indah, dan minim perawatan.

Sebagai seorang arsitek lanskap, Andie menjawab keinginan pemilik rumah itu dengan menyuguhkan sebuah taman berkonsep modern tropis. Elemen modern yang coba ditawarkannya antara lain pada desain hardscape. Kolam dibuat mengikuti pola geometris. Kolam berbentuk L dan di titik sikunya ditempatkan water fountain berbentuk silinder, berlatar belakang dinding tinggi tiga meter. Efek guratan ditonjolkan pada dinding dan water fountain untuk memberi kesan rustic.

Tak hanya itu, elemen bernuansa modern juga diperoleh dari penggunaan kristal yang dirangkai sehingga membentuk tetes-tetes air. Tetes air imitasi ini terlihat lebih menonjol pada malam hari ketika tersorot lampu taman. Efek lampu juga dipergunakan untuk mengekspos air yang menyembul pada bagian tengah water fountain. "Ini untuk memberi kesan seperti api," kata Andie.

Secara konsep, ide taman buatan Andie tergolong brilyan. Di sisi lain, Andie tak melupakan soal kemudahan dalam perawatan seperti yang diinginkan pemilik rumah. Alih-alih meringankan kerja pemilik rumah merawat tamannya nanti, Andi menutup area taman dengan rumput gaja mini. Rumput ini terkenal sebagai rumput yang minim perawatan.

Selain menutup lahan taman dengan rumput, sebagian area taman yang berdekatan dengan teras ditutup dengan papan dari kayu bangkirai. Rangkaian papan ini juga sekaligus berfungsi untuk memperluas ruang pada teras belakang. Dari sini dibuat sebuah jalan penghubung antara teras dengan gazebo yang menempel ke dinding pembatas.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Tips Ornamen Dalam Taman


Agar taman rumah terlihat lebih menarik, Anda dapat menggunakan ornamen taman di antara tanaman. Selain ornamen fungsional seperti lampu, ornamen taman juga menambah nilai estetika.


Banyak pilihan benda seni yang dapat dimanfaatkan menjadi sebuah ornamen taman. Bisa berupa lampu taman yang berfungsi sebagai penerangan di malam hari, patung, gentong, guci porselen, torro dan sebagainya. Bahkan bisa juga menggunakan ornamen lain, seperti alat penumbuk padi. Apa saja yang harus Anda perhatikan? Berikut tips singkatnya.


1. Pilih ornamen yang sesuai dengan taman Anda.

2. Peletakan ornamen harus disesuaikan dengan fungsinya, misalnya lampu taman. Peletakan lampu taman yang tidak pada tempatnya, misalnya, malah dapat mengurangi fungsi maksimal penerangan taman.

3. Untuk menempatkan ornamen pada taman, harus disesuaikan dengan skala ruang yang ada. Maksudnya, luas dan tinggi atau lebar ornamen harus proporsional dengan luas taman.

4. Bersihkan ornamen secara teratur agar tampil optimal. Usahakan agar ornamen tempayan/gentong tidak retak dan pecah, karena dapat mengurangi estetika.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Bikin Taman Kering


Ingin rumah tampil lebih segar dan hijau? Yuk, desain sendiri taman kering di salah satu sudut rumah!


Taman kering menjadi salah satu alternatif lain untuk membuat rumah tampil lebih segar. Secara umum, taman kering sama saja dengan taman biasa. “Bedanya cuma unsur air yang kurang, jenis tanaman, dan faktor kecukupan cahaya,” kata Andie dari x-oticgarden, Bandung (www.x-oticgarden.com).


Langkah pertama untuk membuat taman kering adalah menentukan konsep. Sebaiknya lakukan survei terlebih dulu, kira-kira atmosfer apa yang terdapat pada obyek ruang di mana taman kering akan dibuat.

Setelah ditemukan atmosfernya, bisa langsung menentukan karakter seperti apa yang akan dituangkan dalam mendesain taman kering. “Langkah ini perlu dilakukan agar karakter rumah secara keseluruhan jadi lebih kuat dengan kehadiran taman kering, bukannya malah mengacaukan konsep rumah secara keseluruhan,” lanjut Andie.

Sebagai contoh, rumah bergaya minimalis atau futuristik. Taman kering seharusnya bisa lebih memperkuat gaya minimalis atau futuristik rumah dengan karakter khusus.

Jadi, harus ada benang merahnya. Sementara lokasi dan luas taman kering tidak menjadi persoalan. Yang penting pemilihan jenis tanaman dan komponen lainnya.

Tanaman Hias Tahan Air medium
Untuk jenis tanaman, sebaiknya pilih tanaman yang punya daya tahan cukup kuat. Pasalnya, taman kering kebanyakan berada di dalam rumah, sehingga minim cahaya.

Tanaman hias patah tulang atau pandan bali bisa dipilih sebagai tanaman utamanya. Sementara tanaman kecilnya bisa memilih jenis Sansiviera atau Bromelia.

Untuk komponen tambahan, bisa menggunakan batu koral tabur, batu koral sikat, atau batu alam. Bisa juga diberi kolam batu. Jika konsep yang dipilih adalah gaya natural, maka material kayu bisa menjadi pilihan. “Yang tak kalah penting adalah lighting. Penempatannya harus tepat, karena sangat menentukan penampilan taman kering,” kata Andie.

Lalu, bagaimana dengan media tanam? Secara umum media tanam yang digunakan untuk taman kering sama saja dengan taman biasa, yakni menggunakan tanah subur.

“Nggak ada perlakuan khusus, kok. Soal ketebalan media tanam juga tidak jadi persoalan, berbeda dengan membuat taman di atas dak, misalnya,” lanjut Andie.

Yang perlu diperhatikan adalah soal maintenance tanaman pengisi taman kering. Biasanya beberapa jenis tanaman untuk taman kering adalah jenis yang tahan air. “Jadi, harus dijaga jangan sampai busuk. Kurangnya cahaya akan membuat penguapan otomatis berkurang.”

Kuncinya, jangan salah memilih jenis tanaman. Kamboja, misalnya, kurang tepat. Sebab, rata-rata kamboja tak akan berbunga akibat kurangnya cahaya.

Sumber : http://properti.kompas.com/


Selengkapnya...

Taman Idaman Di Atas Rumah


Siapa bilang membuat taman hanya bisa dilakukan di pekarangan rumah saja? Dak di atas rumah pun bisa Anda manfaatkan menjadi taman idaman.


Biasanya, dak yang letaknya di atas rumah hanya digunakan sebagai tempat jemuran atau kamar tidur. Tetapi, ternyata dak juga bisa dimanfaatkan sebagai taman, lho! Memang tak ada ukuran ideal luasan untuk membuat taman di dak.


Yang harus diperhatikan adalah lantai kerja di awal pembuatan. “Aqua proofing dan drainase harus benar. Pemilihan jenis tanaman yang tepat juga menjadi kunci untuk membuat taman di dak,” kata Andie dari x-oticgarden, Bandung (www.x-oticgarden.com).

Andie pun menganjurkan untuk memilih tanaman yang memiliki karakter tahan panas atau full sun (penuh sinar matahari). “Pokoknya pilih tanaman yang tahan panas,” lanjutnya. Selain full sun, pilih tanaman yang juga kuat menahan tekanan dan hempasan angin.

Jenis tanaman besarnya bisa kamboja, kaktus, pandan bali, atau lainnya. Sementara untuk filler-nya bisa dipilih Sansiviera atau rumput Australia.

Selanjutnya, perawatan tanaman untuk taman di dak sangat tergantung dari lokasi rumah. Apabila lokasinya berada di daerah yang paparan cahayanya terlalu kuat, misalnya daerah pantai, sebaiknya menyiraminya sesering mungkin.

Namun, jika berada di daerah yang tak terlalu panas, menyiraminya 2 kali sehari pun sudah cukup. Yang perlu mendapat perhatian hanya di awal-awal saja. Misalnya tanaman diberi semacam penyangga agar bisa berdiri lebih stabil. Setelah stabil, mereka bisa menjadi pelindung dan penyaring tekanan angin.

Uniknya Taman Di Dak
Taman di dak seringkali juga dijadikan tempat beraktivitas bagi keluarga atau tempat untuk mengadakan berbagai acara keluarga. Rata-rata, sih, banyak orang membuat taman di dak sebagai tempat relaks setelah seharian beraktivitas. Jadi, yang diutamakan adalah view-nya.

Oleh karenanya, harus ada sesuatu yang unik di sana, selain pemandangan di sekitarnya. Tak heran jika desain taman di dak bisa sangat beragam, bahkan sangat berani. Pemilihan tanaman juga sangat menentukan pemilihan komponen lain. Misalnya jika yang dipilih adalah tanaman yang tak begitu tahan sinar matahari, maka pemakaian paranet untuk meredam sinar sangat dianjurkan.

Aksen atau unsur-unsur lain yang dipakai juga bisa bermacam-macam, dari air sampai ke permainan tekstur dan penempatan batu koral untuk relaksasi kaki. Untuk menahan angin, bisa digunakan kaca di areal di mana sang penghuninya banyak beraktivitas. Selain melindungi pemilik rumah, juga untuk melindungi tanaman dari terpaan angin.

Media tanam untuk taman di dak juga membutuhkan ketebalan tertentu, sehingga diperkirakan bisa menjaga tanaman supaya tidak mudah roboh. Pada bagian bawah media tanam, diberi batu krakal dan pasir supaya air tidak menggenang.

“Pertumbuhan tanaman juga harus diperhatikan. Jangan sampai, karena tempatnya di dak, lantas hanya diberi lahan yang sempit,” kata Andie. Kuncinya, lanjut Andie, lagi-lagi dengan mempelajari karakter tanaman hias yang dijadikan pilihan.

“Dengan begitu kita jadi tahu, apakah suatu jenis tanaman cocok ditempatkan di taman di dak atau tidak.”



Sumber : http://properti.kompas.com/

Selengkapnya...

Tanaman "Tahan Banting"

  

 


Inilah enam jenis tanaman yang dapat Anda pilih untuk mengawali hobi memelihara atau mengoleksi tanaman di rumah. Jenis tanaman ini kerap direkomendasikan karena mudah tumbuh dan dapat bertahan dalam kondisi pengairan yang tak pasti, pencahayaan yang kurang serta temperatur yang fluktuatif. Tanaman ini akan tumbuh subur di pekarangan, kantor dan bahkan terkadang di ruang yang sempit.



1. Sirih gading (Epipremnum pinnatum 'aureum')
Sirih gading dikenal dengan nama lolo munding/tali (Sunda), jalu mampang, sulang (Jawa) dan samblung (Bali) adalah tanaman merambat besar dengan batangnya yang bulat liats eperti terna, berbulu, bagian pangkalnya sebesar lengan anak mempunyai akar-akar gantung yang panjang meliliti pohon. Tanaman ini disebut devil's ivy atau photos, ditemukan di Asia Tenggara hingga Australia.

Bentuk daunnya seperti daun sirih menyerupai jantung hati. Warna daunnya unik, bercampur kuning membentuk motif seperti marmer. Sirih Gading tak perlu perawatan khusus. Tanah gembur dicampur pupuk kandang adalah media tanam yang cocok, Tanaman ini juga bisa hidup dengan akar yang tumbuh subur di media air.

Tanaman ini dapat digunakan sebagai tanaman pot gantugn karena batangnya yang langsing penuh daun. Bila ditanam di tanah batangnya cenderung tumbuh membesar demikian pula daun-daunnya.

2. Lili Paris (Chlorophytum)
Lili paris atau Chlorophytum termasuk tanaman hias yang populer karena relatif cepat tumbuh dengan daunnya yang menarik. Bunganya berwarna putih, bila tanaman sudah cukup dewasa akan tumbuh anakan-anakan kecil pada ujung-ujung batang di sekeliling tanaman.

Bila tanaman digunakan sebagai tanaman gantung kondisi ini akan membuat bentuk yang menarik. Anakan ini juga berfungsi sebagai alat perbanyakan. Tanaman ini cukup mudah beradaptasi dengan lingkungannya, bisa tumbuh di tempat yang panas, sejuk, terkena sinar matahari langsung ataupun tempat yang terlindung.

3. Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata)
Tanaman satu ini memang terbilang bandel. Mereka suka akan banyak cahaya, tetapi juga bisa mengatasi kondisi minim cahaya. Tanaman ini juga dapat bertahan hidup pada kisaran suhu 4 derajat Celcis hingga 37 derajat C, tapi akan tumbuh sehat dan bagus jika mendapatkan suhu pada siang hari antara 20 derajat Celcius hingga 23 derajat Celcius dan antara 15 derajat C hingga 18 derajat Celcius pada malam hari.

Media tumbuh bagi Sansevieria hanya berupa campuran dari tanah atau pasir, kompos, sekam bakar, atau bisa ditambah kapur sebagai penjaga kestabilan pH tanah. Jika tanaman ini ditempatkan di pot, sebaiknya dasar pot diberi pecahan genting supaya sirkulasi air bagus.

4. Beragam spesies Dracaena
Dracaena banyak ragamnya dan cukup beken sebagai tanaman lanskap, tanaman pot bahkan tanaman indoor. Beberapa nama yang populer adalah Pardon Bali (D. draco), song of India (D. reflexa), tricolor (D. marginata), dan D. sanderiana atau bambu hoki (bambu rezeki).

Dracaena mudah dibiakkan dengan stek batang. Ia termasuk tanaman bandel. Bisa ditanam di dalam maupun di luar ruangan. Banyak yang percaya, apabila disimpan di sudut ruangan rangkaian D. sanderiana atau bambu rezeki tak hanya elok dipandang, tapi juga bisa mengubah keberuntungan. Ia bahkan direkomendasikan oleh master fengsui dan praktisi yang ingin memodifikasi ruangan agar terasa nyaman dan berenergi.

Tanaman ini tahan terhadap cahaya, tetapi apabila disimpan di ruangan terbuka jangan sampai terkena langsung sinar matahari. Dracaena bisa bertahan pada temperatur minimal 16 derajat Celcius dengan pemberian air hanya 2 kali dalam sebulan.

5. Sukulen dan kaktus
Ada banyak lusinan varietas sukulen dan kaktus yang dijual di toko tanaman hias. Secara umum, sukulen adalah tanaman gurun dengan daun tebal yang menyimpan air. Istilah sukulen diberikan bagi sekelompok tanaman dengan karakteristik salah satu atau lebih bagian tubuhnya dapat menyimpan air. Karakteristik semacam ini dimiliki juga oleh kaktus. Oleh karena itu, semua jenis kaktus adalah juga sukulen, tapi tidak semua sukulen adalah kaktus.

Umumnya, sukulen dan kaktus hidup di daerah yang sangat kering dan jarang hujan. Dengan kemampuannya mengikat air tersebut maka tanaman-tanaman ini bisa hidup walaupun lama tidak turun hujan.

Baik succulent maupun kaktus tumbuh dengan lambat. Untuk perawatan terbaik, tempatkan jenis tanaman ini pada area yang tak terkena hujan tetapi cukup mendapat sinar matahari. Untuk tanaman dalam ruangan, bawa tanaman secara berkala 4 – 5 Hari sekali keluar untuk mendapatkan sinar matahari selama 1 hari.

6. Bromeliad
Bromeliad atau bromelia adalah salah satu kelompok tanaman hias tropis fenomenal dengan keragaman jenis yang mencapai sekitar 3.000 spesies. Penampilan bromeliad sangat memukau dan sangat menjanjikan. Daunnya roset dan kompak, ada juga yang pipih mirip kawat, corak dan pola daunnya memiliki lebih dari 200 kombinasi, sosoknya mulai yang mini hingga raksasa, jenis yang berbunga menghasilkan warna-warna cerah dan gampang dirawat.

Anggota keluarga bromeliad yang terkenal antara lain : guzmania, neoregelia, vriesea, tillandsia, cryptanthus, aechmea, dan nidularium. Merawat Bromelia terbilang gampang. Media tanamnya pun bisa apa saja, seperti sabut kelapa atau cacahan pakis. Ada jenis Bromelia yang tumbuh bagus di media pakis. Bahkan, pertumbuhanya lebih baik dibanding jika ditanam langsung di tanah. Kendati demikian, sebaiknya Bromelia tidak ditanam langung di tanah, karena tanaman ini aslinya merupakan tanaman epifit yang biasa hidup menumpang di batang-batang pohon di dalam hutan.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Teratai, Elegan di Sudut Taman


Tanaman yang dianggap lambang kesucian ini tak sulit dirawat. Ikuti trik perawatannya, agar teratai Anda tumbuh cantik untuk penghias sudut taman.


Tanaman air ini pernah mencuri perhatian dan digemari banyak orang belasan tahun lalu. Di masa jayanya, harga teratai (Nymphaea) atau waterlily bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Namun, kini pamor teratai sudah agak menurun, dan harganya pun hanya puluhan ribu rupiah saja. Kendati demikian, penggemarnya masih tetap banyak.


Teratai digemari karena keindahan bunganya dan sejak lama dikenal sebagai lambang kesucian. Teratai memiliki sekitar 50 spesies yang tersebar dari wilayah tropis hingga subtropis di seluruh dunia, serta memiliki warna-warna yang cantik, antara lain putih, salem, kuning, pink, hijau, merah, dan ungu. Teratai yang tumbuh di daerah tropis berasal dari Mesir dan dibudidayakan bangsa Cina sejak 1.200 SM. Teratai juga kerap disebut bunga seroja, lotus, atau padma.

Bunga dan daun tanaman ini tumbuh di permukaan air. Jenis teratai yang tersebar di Indonesia, jumlah terbesar masih diimpor dari Jepang (warna salem) dan Bangkok (warna ungu dan pink). "Teratai lokal lebih banyak berwarna putih dan merah. Daunnya banyak, tapi bunganya jarang. Biasanya teratai lokal banyak tumbuh di empang-empang," kata Nina.

Dengan warna bunga serta bentuk daun yang indah, teratai pun sangat menawan dijadikan tanaman interior maupun eksterius. Tanam saja teratai di pot berukuran besar dan letakkan di sudut taman. Namun, dalam merawatnya, ada hal penting yang harus dipenuhi. "Yang penting harus terkena sumber matahari penuh. Simpan teratai di tempat panas, sirami setiap hari, dan dipupuk seminggu sekali," saran Nina Suganda dari Gloryosha Decoration.

Perlu Disiram
Nina yang sudah menggeluti teratai selama 14 tahun, sangat mengenal karakter tanaman air yang satu ini. Untuk menanam teratai, lanjutnya, cukup sediakan lumpur dan baskom atau pot bulat berukuran besar. Teratai yang baru ditanam, kata Nina, boleh langsung dipupuk. Berbeda dengan tanaman lain, yang akan mati bila langsung dipupuk.

Jika media lumpur tak tersedia, boleh menggunakan tanah biasa. "Di Bandung, lumpurnya masih bagus dan langsung dari sawah. Sisa pupuk kimia dari sawah sangat berpengaruh ke pertumbuhan teratai. Di daerah lain belum tentu lumpurnya bagus. Terutama lumpur dari selokan atau got yang banyak berlumut, jadi kurang padat."

Sebagai tanaman air, tentu saja teratai membutuhkan banyak air. Namun, meskipun media tanamnya air, bukan berarti teratai tak perlu disiram, lho! "Banyak orang malas menyiram tanaman, jadi memilih teratai. Padahal, teratai juga harus disiram setiap hari agar tak muncul jentik nyamuk atau air tergenang." Sebaiknya, air harus tetap mengalir di jambangan. Kecuali, jika teratai ditanam di kolam, Nina menyarankan, kolam tetap harus dikuras dan airnya diganti setiap 1-2 minggu sekali.

Perlu diketahui juga, tak selamanya bunga dan daun teratai bisa tumbuh besar dan bagus. Menurut Nina, terkadang teratai mengecil dan jumlah bunganya berkurang. "Tapi jangan takut. Bongkar saja teratainya, potong akarnya dan sisakan 3-5 cm. Siapkan lumpur, lalu tanam lagi. Hasilnya akan bagus lagi. Tanaman air lain juga sama, jangan takut membongkarnya."

Teratai akan tumbuh lebih bagus dan airnya bening jika ditempatkan di daerah panas. "Besar dan kecilnya ukuran teratai, sangat tergantung potnya. Jika potnya besar, bunganya akan tumbuh besar. Sebaliknya, jika potnya kecil, bunganya pun akan tumbuh kecil. Jika diletakkan di kolam besar, bunganya bisa sebesar mangkuk, terutama bunga yang berwarna salem, kuning, dan putih."



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

Taman Dalam Gentong


Ini bukan gentong sembarangan. Gentong yang biasanya dipakai untuk tempat air bagi masyarakat pedesaan disulap menjadi taman. Bahkan, bisa dilengkapi air terjun! Tentu, semua ukurannya mini.


Perhatikan detail taman di dalam gentong-gentong ini. Indah, mirip betul dengan taman sungguhan, bukan? Untuk mendapatkan bentuk taman yang indah, tentu saja dibutuhkan kreativitas dan imajinasi yang tinggi. "Enggak gampang lho, membuatnya," jelas Hj Ritta Rico, pemilik Gentong Curug, yang memproduksi taman mini tersebut.


Dengan melubangi pinggir gentong dan membuat langsung lansekap di dalamnya, taman mini pun tercipta. "Buat dulu lubang sebesar yang kita inginkan. Baru dibentuk reliefnya dari batu dan semen. Tambahkan bunga atau tanaman plastik." Untuk membuat air terjunnya pun diperlukan penghitungan yang matang.

"Yang diutamakan adalah penggunaan selang dan penghitungan tepat mengenai perkiraan jatuhnya air," sambung Ritta yang memilih getong dari Plered, Purwakarta, karena terkenal tahan banting.

Dari mana Rita pertama kali mendapat ide? Dari temannya yang punya taman dengan lansekap bagus, tapi harus direlakan saat si empunya pindah rumah. "Saya pikir, kenapa tidak bikin yang kecil saja, yang bisa dipindah-pindah. Tinggal disesuaikan tempatnya saja. Bisa ditaruh di ruang tidur, makan, atau ruang tamu."

Tanaman Hidup

Ternyata tidak sulit merawat gentong-gentong hias ini. Paling tidak, tidak sesulit merawat akuarium. Tinggal buang saja air di dalamnya, lantas keringkan dengan pompa yang biasa dipakai untuk membersihkan akuarium. Setelah itu dilap sampai kering, baru diisi lagi dengan air. "Tak seperti akuarium yang butuh perawatan khusus, gentong tak perlu disikat atau memakai sabun. Karena malah bisa merusak, dan airnya jadi tidak jernih." Lakukan setiap empat bulan sekali.

Ingin memakai tanaman hidup? Bisa! "Tapi harus dipesan khusus karena memakai tanah sebagai media. Tanamannya juga harus khusus seperti sri gading, atau lidah buaya yang kecil. Tidak semua tanaman bisa dipakai karena akan tumbuh membesar."

Suara gemercik air terjunnya pun amat menenteramkan, cocok untuk relaksasi. "Seperti mendengar suara alam. Apalagi kalau ditambah dengan aromaterapi bisa jadi obat untuk penghilang stres setelah seharian bekerja."

Awasi Si Kecil!
1. Hati-hati jika masih memiliki anak kecil yang pasti tertarik dengan gemerciknya air. Simpan di tempat yang jauh dari jangkauan.

2. Kondisi air sangat penting dan diperhatikan. Cek ketinggian air, lantas lakukan penambahan jika air mulai berkurang.

3. Letakkan sesuai interior rumah. Bisa ditaruh di tempat tinggi atau di lantai saja. Alternatif lain, gunakan rangka besi seperti yang biasa dipakai untuk pot tanaman.


Sumber : http://properti.kompas.com/

Selengkapnya...

Menanam dan Merawat Lidah Buaya


Lidah buaya atau Aloe vera adalah tanaman yang akrab di telinga. Selain sangat mudah perawatannya, tanaman ini pun dikenal punya banyak manfaat dan khasiat.


Lidah buaya biasanya ditanam di dalam pot sebagai tanaman hias. Daunnya berwarna hijau tua sampai hijau pucat ; di bagian belakang daun berwarna bintik-bintik putih. Bentuk daun ramping, tebal dan pada bagian tepi bergerigi kecil-kecil.


Bila Anda tertarik menanam dan mengembangkan tanaman ini, berikut ini adalah beberapa tip yang dapat dijadikan panduan.

- Butuh waktu cukup lama buat lidah buaya untuk tumbuh di dalam ruangan. Namun Aloe Vera dapat ditanam di dalam rumah atau pun di luar rumah. Tanaman ini butuh cahaya alami dan akan tumbuh bagus bila memperolah cahaya langsung selama sekitar 4 jam sehari . Warnanya akan kecoklatan bila kontak sinar matahari secara berlebihan. Pada siang hari lidah buaya butuh suhu 68-72 derajat Fahrenheit, dan malam hari 50-55 derajat Fahrenheit.

- Gunakan pot dengan media tanam dan pengairan yang baik. Media tanam yang cocok terdiri atas satu campuran bagian tanah kebun, satu bagian pupuk kandang atau kompos, satu bagian pasir, dan setengah bagian serbuk arang. Media tanam diusahakan dalam kondisi agak ekring, tidak boleh terlalu basah. Karena lidah buaya salah satu jenis succulent, jangan terlalu sering disiram.

- Pastikan tanah atau pasir dalam pot tetap kering sebelum disiram. Pastikan pula ada lubang di bawah pot supaya air dapat mengalir dengan mudah.

- Tanaman yang baru dibeli tidak perlu langsung dipupuk pada tahun-tahun pertama. Tunggu sampai tahun berikutnya

-Pengepotan kembali dilakukan saat media telah menjadi padat dan tanaman sudah memenuhi pot. Pengepotan dapat dilakukan setiap waktu.



Sumber : http://properti.kompas.com/
Selengkapnya...

03 Agustus 2009

Pengembangan Kawasan Sayuran dan Biofarmaka untuk Peningkatan Ekspor


Pengembangan kawasan sayuran dan biofarmaka difokuskan pada beberapa komoditas unggulan yang potensial dikembangkan dan dapat menembus pasar internasional. Komoditas tersebut terdiri atas; Jamur, Kubis, Kentang, Bawang Merah, Tomat, dan Biofarmaka.


Upaya Pengembangan Kawasan Sayuran dan Biofarmaka guna peningkatan dan akselerasi ekspor dilakukan melalui beberapa kegiatan antara lain :

Pengembangan Kawasan Jamur, Terdapat beberapa sentra dan kawasan yang potensial untuk pengembangan budidaya jamur merang maupun jamur kayu, namun sejauh ini, sentra atau kawasan yang telah berorientasi ekspor terdapat di Kab.Brebes (Jawa Tengah) dan Kab.Sleman (Yogyakarta). Kawasan Hortikultura dengan Pendampingan Intensif (KHPI) dalam pengembangan jamur dewasa ini baru terdapat di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, dan Cirebon.

Pengembangan Kawasan Kubis, Budidaya tanaman kubis banyak dilakukan masyarakat di dataran tinggi, dan kebanyakan dilakukan secara konvensional dalam skala kecil dan menengah. Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, komoditi ini banyak yang diekspor.

Pengembangan Kawasan kubis dewasa ini yang dilaksanakan dengan pendampingan intensif dan berorientasi ekspor berada pada wilayah Kab. Simalungun dan Karo (Propinsi Sumatera utara), Kab. Bandung, Majelengka, Bandung Barat dan Garut (Propinsi Jawa Barat), Kab. Malang, Jember dan Kota Batu (Propinsi Jawa Timur).

Pengembangan Kawasan Kentang, Kawasan pengembangan intensif tanaman kentang dewasa ini dilaksanakan di provinsi Sulawesi Utara, mencakup Kabupaten Minahasa Selatan, Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Timur (kawasan MODASSI) dengan areal produksi sekitar 20.000 Ha.


Sumber : http://www.deptan.go.id

Selengkapnya...

Pengunjung

Waktu Sholat

Arsip

 

Copyright © 2009 by Dunia Pertanian Indonesia